All About Edible Collagen

Sudah hari Senin aja niiiih ~ dan seperti biasa, setiap hari Senin aku selalu kena penyakit malas :-p


Biar gak malas lagi, aku mau menulis tentang minuman collagen seperti yang sudah aku janjikan di posting Product Review Vitacharm Collagen Drink. So, here we go ^^


Ketika kamu bertanya-tanya dalam hati "Do I need it? Is it that important?"pada saat kamu mendengar kata edible collagen atau collagen yang bisa dimakan, don't worry. You're not alone! Kebanyakan perempuan ternyata berpikiran demikian sebelum akhirnya memutuskan untuk mengkonsumsi collagen.

Aku biasa minum Orbis Citrus ini... tapi perasaan dulu warnanya pink deh botolnya :-p

Collagen pada dasarnya adalah protein yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlahnya bisa dibilang paling banyak, sekitar 30% dari keseluruhan protein dalam tubuh. Collagen menjadi komponen pembangun utama pada dermis, salah satu lapisan terendah pada kulit. Protein ini penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur.


Satu hal menyedihkan tentang collagen ini adalah, ketika kita menginjak usia 20-an, tubuh sudah mengurangi produksi collagen. Dan ketika berusia 25 tahun-an, pengurangan produksi collagen akan bertambah 1.5% setiap tahunnya.


Itulah mengapa ketika berusia 25 tahun-an, wanita sudah menemukan sedikit keriput halus di wajah. Hal tersebut dikarenakan produksi collagen yang mulai jauh berkurang. Gimana, udah tertarik untuk mengkonsumsi collagen? Hehehe.

Vita Collagen yang warna pink ~ ini enak rasanya ^^

Banyak cara untuk menggantikan collagen yang sudah mulai berkurang di dalam tubuh. Secara alamiah, tubuh kita hampir tidak mungkin memproduksi kembali collagen yang kita butuhkan. Jadilah kita membutuhkan asupan collagen dari luar. 


Awalnya collagen ditawarkan dalam bentuk suplemen yang dimasukkan dalam rangkaian kosmetik perawatan wajah. Namun banyak orang yang kurang sabar dan telaten sehingga khasiat collagen dalam kosmetik bisa dibilang jarang dirasakan. Hingga suatu hari terdapat penemuan yang memungkinkan collagen untuk diserap oleh tubuh dalam waktu relatif singkat. Collagen itu harus dimakan secara langsung supaya dapat tercerna dan menghasilkan efek yang relatif instant.

Pokka juga ada Collagen Water nya ^^

Berawal dari sekedar minuman collagen, sampai sekarang banyak sekali makanan yang menggadang-gadang memiliki kandungan collagen ekstra.


Aku sendiri mulai mengkonsumsi collagen karena terpengaruh sama teman-temanku. Perempuan di Korea umumnya sangat memperhatikan penampilan, dan mereka melakukan beauty maintenance relatif dari usia yang cukup dini. Tapi khasiatnya betul-betul aku rasakan, yaitu kulitku masih cukup kencang dan belum menemukan garis keriput walaupun dibilang katanya usia 25 tahun harusnya sudah mulai ada keriput. Hehehe.

Untuk caffeine junkie! Minum kopi + collagen ^^

Waktu pertama kali minum collagen drink, tujuannya memang hanya untuk maintenance. Jadi untuk hariannya aku minum yang dosis rendah (Vita Collagen, atau Vitacharm Collagen di Indonesia) dan seminggu sekali aku minum yang dalam satu sajinya terdapat 6000 mg collagen (Orbis Citrus).


Sekarang aku minum collagen dosis 2500 mg collagen / saji (Kinohimitsu Collagen Drink, atau lebih dikenal dengan Kino Colla) setiap hari. Karena usia ku sudah 25 tahun dan harus catch up dengan collagen yang hilang. Rencananya nanti kalau balik ke Seoul mau mulai minum Orbis Citrus lagi setiap hari, biar awet muda :-p


Kinohimitsu Collagen Drink bisa ditemukan di drugs store di Indonesia (Guardian, Boston, Watson, etc) ataupun di beberapa online shop. Kalau mau beli onlineshop, aku pernah lihat di http://www.tokosuplemenonline.com dengan harga IDR 281.000 / 6 botol. Aku belum pernah beli disitu, tapi mungkin akan membantu untuk kamu yang ingin coba mengkonsumsi Kino Colla tapi susah mendapatkannya.


Gimana?? Sudah memutuskan untuk minum collagen juga? Hehehe. It wouldn't hurt to try, karena sepengetahuan aku hampir gak ada efek samping dari mengkonsumsi collagen. 


That's all from me for now ~ thanks for reading our blog!!!!


-Kakak DocCii- 

Posted in: beauty,skin care,Story